Kamis, 09 September 2010

Sectio Cesarea


Bagaimana Saya Menghasilkan Rp35 Juta Dalam Seminggu Setelah Menerapkan “Sistem Rahasia”, dan Anda Hanya Butuh 45 Menit Untuk Memulainya?

Saya akan ungkap bagaimana anda juga bisa mendapatkan HAK menggunakan sistem ini dan mulai hasilkan profit, hari ini juga…


Pengertian Sectio Cesarea
             Winkjosatro (2000, hal, 193), menyatakan seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram, sedangkan Fahrer (200:161) menyatakan seksio sesarea adalah operasi untuk melahirkan janin yang viabel melalui insisi abdomen.
Menurut Depkes (2007), sectio cesarea adalah proses persalinan yang dilakukan dengan cara mengiris perut hingga rahim seorang ibu untuk mengeluarkan bayi. Operasi ini dilakukan ketika proses persalinan normal melalui “jalan lahir” tidak memungkinkan karena komplikasi medis. Operasi ini biasanya dilakukan tim yang melibatkan spesialisasi kandungan, spesialisasi anak, spesialisasi anastesi dan bidan.

Indikasi Sectio Cesarea
            Menurut Fahrer (2001:161) seksio efektif dilakukan kalau sebelumnya sudah diperkirakan bahwa kelahiran pervagina yang normal tidak cocok atau tidak aman. Kelahiran untuk seksio dilakukan untuk :
  1. Plasenta previa : plasenta yang letaknya abnormal, pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
2.      kelainan letak janin : a) letak sunsang, presetasi bokong, b) letak lintang; disebabkan karena adanya tumor dijalan lahir.
3.      riwayat obstetri yang jelek, misalnya kelainan pada kehamilan seperti preekslampsia ataupun ekslampsia.
4.      disproporsi sefalopelvik, ukuran panggul yang sempit dan tidak proporsional dengan ukuran janin yang menimbulkan kesulitan dalam persalinan pervagina.
  1. infeksi herpes virus tipe II : setiap persalinan pervagina selalu diikuti kontaminasi bakteri, sehingga menimbulkan infeksi. Bayi yang lahir pervagina dari ibu yang menderita infeksi herpes virus, cenderung akan mengalami infeksi virus itu juga.
  2. riwayat sectio cesarea sebelumnya juga cenderung mengharuskan dilakukannya seksio pada persalinan berikutnya.
  3. diabetes jika diabetes tidak dijaga/ditangani dengan baik, bisa menyebabkan masalah seperti bayi besar, yang menyulitkan persalinan.
            Sementara menurut Yosemite (2007), seksio sesarea dilakukan dengan:
  1. indikasi ibu: panggul sempit absolut, tumor-tumor dijalan lain yang menimbulkan obstruksi, stenosis serviks/vagina, plasenta previa, disproporsi sefalopelvik dan ruptura uteri.
  2. indikasi janin: kelainan letak, prolaps tali pusat dan gawat janin.

Kontra Indikasi
            Menurut Mansjoer (2000:344 ) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai kontra indikasi seksio sesarea yaitu :
1.      Infeksi rahim, contohnya bila terjadi peningkatan suhu tubuh.
2.      Premedikasi untuk seksio sesarea: biasanya penderita tidak diberi morphine karena menyebabkan asphyxia pada anak, cukup diberi sulfat atropin.
            Menurut Yosemite (2007), seksio sesarea umumnya tidak dilakukan pada keadaan janin mati, ibu syok/anemia berat yang belum teratasi, atau pada janin dengan kelainan kongenital yang berat.

Tipe-tipe Seksio Sesarea
1.      Seksio Sesarea klasik atau corporal
Dilakukan dengan insisi memanjang pada segmen bawah atau  uterus
  1. Seksio Sesarea Transperitonealis
Seksio Sesarea klasik dengan insisi pada segmen dibawah rahim, teknik ini paling sering dilakukan secara melintang (Kerr) dan memanjang (kronig).
  1. SeKSio Sesarea Extra Peritonealis
Tanpa membuka peritoneum parietalis, dilakukan pada pasien dengan infeksi intrauterin yang berat.
  1. Seksio Sesarea Ismika (Profunda)
Dialkukan dengan membuat sayatan melintang-konkaf pada segmen bawah rahim + 10 cm.

Komplikasi Seksio Sesarea
            Menurut Mansjoer (2000:345) komplikasi yang dapat terjadi akibat seksio sesarea adalah sebagai berikut:
  1. Pada ibu : a) infeksi puerperal yaitu komplikasi yang bersifat ringan seperti kenaikan suhu tubuh, b) perdarahan, c) luka pada kandung kemih dan d) emboli paru-paru.
2.       Pada bayi/janin : kematian perinatal.
             Sedangkan Menurut Yosemite (2007) resiko komplikasi dari seksio sesarea adalah:
  1. Komplikasi ibu : perdarahan banyak, infeksi, perlekatan organ-organ pelvis pascaopersi.
  2. komplikasi janin: depresi susunan saraf pusat janin akibat penggunaan obat-obatan anastesia (fetal narcosis).

Adaptasi Fisiologis
            Menurut Bobak (2001:263-270) setelah terpotongnya tali umbilikus, maka bayi banyak mengalami perubahan yang kompleks disemua sistem, yaitu : sistem integumen, sistem respisari/pernafasan, sistem pencernaan, sistem kardiovaskular, sistem perkemihan, sistem persyarafan, sistem reproduksi, sistem muskuloskeletal dan sistem endokrin.

Sistim Integumen
             Pada ibu post partum kloasma selama kehamilan biasanya menghilang pada akhir kehamilan. Hiperpigmentasi areola dan linea nigra mungkin tidak akan menghilang secara sempurna setelah proses persalinan. Striae gravidarum (garis melintang) pada daerah payudara, perut dan pada daerah paha mungkin akan luntur tetapi tidak akan menghilang.

Sistim Respirasi/Pernafasan
            Pada ibu post partum fungsi pernafasan kembali pada keadaan seperti sebelum hamil dalam enam bulan setelah persalinan. Setelah uterus kosong diafragma menurun. Frekuensi nafas akan menurun sampai keadaan normal seperti sebelum hamil.

Sisitim Pencernaan
            Kebanyakan ibu post partum akan sangat lapar dan haus setelah pulih dari analgesik, permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah yang dikonsumsi. Transportasi fekal masih lambat dikarenakan adanya hormon estrogen dan progesteron yang beredar didalam tubuh ibu yang menyebabkan motilitas usus menurun.

Sistim Kardiovaskular
            Pada ibu post partum kehilangan darah sekitar 300-400 ml sewaktu melahirkan bayi tunggal pervagina dan jumlahnya akan meningkat dua kali selama melahirkan dengan seksio sesarea. Pada ibu post partum denyut jantung, volume sekuncup, dan curah jantung meningkat selama masa kehamilan, setelah wanita melahirkan keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30 sampai 60 menit.
      Varises pada ekstremitas bawah akan berkembang selama kehamilan akan berkurang sedikit demi sedikit setelah kehamilan. Edema pada ekstremitas atau bagian tubuh lain juga akan menghilang.

Sistim Perkemihan
            Buang air kecil sering sulit selam 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dengan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.

Sistim Persyarafan
            Pada ibu post partum ketidaknyamanan neurologis akibat kehamilan akan mereda setelah persalinan. Sakit kepala pada post partum disebabkan oleh karena berbagai perubahan kondisi, termasuk hipertensi akibat kehamilan, stress dan akibat kebocoran cairan serebrospinal kedalam ruang ekstradural selam jarum epidural diletakkan ditulang punggung untuk anastesi.

Sistim Reproduksi
 Involusi Uterus
            Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta.
Pada involvusi uterus, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga pada akhir kala nifas besarnya seperti semula. Proses proteolitik adalah proses pemecahan protein yang akan dikeluarkan melalui urine.
Payudara/Laktasi
            Pada hari pertama keluar kolostrum, bisa dikeluarkan dengan cara dipijit. Cairan kuning yang lebih kental daripada ASI yang mengandung banyak protein, alnumin dan globulin.

Tempat Pelepasan Plasenta
            Segera setelah plasenta dan membran-membran dikeluarkan terjadi kontraksi vaskuler dan thrombus untuk menutupi tempat tumbuhnya plasenta.

Saluran Kandung Kemih
            Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitive dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing penuh dan sesudah kencing masih tinggal urine residual, sisa urine ini dan trauma pada dinding kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi, dilatasi ureter normal kembali dalam waktu 2 minggu.

Servik Dan Vagina
            Kondisi servik segera setelah lahir post partum bentuknya agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi sedangkan servik tidak berkontraksi, warna servik sendiri kehitam-hitaman karena penuh dengan pembuluh darah merah, konsistensi lunak segera setelah janin dilahirkan tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan 2-3 jari dan 1 minggu dapat dimasukkan 1 jari kedalam cavum uteri.
 Lochea
             Lochea adalah secret dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Lochea terdiri atas:
1.    Lochea Rubra (lochea kruenta)
Terjadi pada hari pertama sampai hari kedua masa nifas. Terdiri dari darah segar bercampur sisa selaput ketuban, sel decidua, sisa verniks kaseosa, rambut lanugo, dan mekonium.
2.    Lochea Sanguionolenta
Berwarna merah kekuningan berisi darah dan lendir, keluar pada hari ketiga pasca persalinan sampai hari ketujuh.
3.    Lochea Serosa
Terjadi pada hari ke 7-14 berwarna kekuning-kunigan dan tidak mengandung darah.
4.    Lochea Alba
Berwarna putih keluar pada hari ke- 14

Sisitim Muskuloskeletal
            Pada ibu post partum adaptsi sistim muskuloskeletal yang terjadi selama kehamilan akan kembali seperti semula pada periode post partum ini. Sendi akan kembali stabil seperti semula pada minggu ke- 6-8 aetelah persalinan. Kulit abdoman akan kehilangan elastisitasnya setelah proses persalinan mungkin dikarenakan janin yang besar atau janin yang kembar sehingga elastisitas otot abdomen akan berkurang, hal in dinamakan diastasis rektus abdominalis.
Sistim Endokrin
            Pada ibu post partum keadaan hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Penurunan terpenting estrogen disertai dengan pemenuhan payudara pada kira-kira hari ke- 3 post partum.

Pengobatan dan Penatalaksanaan
            Menurut Donald Gant (2001:1069) pengobatan dan penatalaksanaan seksio sesarea dilakukan oleh:
1.      Pada klien dengan seksio sesarea memerlukan beberapa nasehat yang perlu diperhatikan yaitu, sedapat-dapatnya jangan hamil selama 3 tahun setelah di seksio sesarea, kehamilan dan persalinan berikutnya harus diawasi dan berlangsung di rumah sakit besar. Jika seksio sesarea dilakukan atas indikasi panggul sempit maka pastilah pada persalinan berikutnya anak harus dilahirkan dengan seksio sesarea lagi, karena bentuk panggul tidak akan berubah.
2.      Pemberian obat-obatan. Klien dengan seksio sesarea memerlukan pengobatan yang benar yaitu pemberian cairan. Adapun maksud dari pemberian cairan adalah sebagai pertolongan pertama persalinan yang disertai dengan penyulit seperti perdarahan, persalinan lama, eklampsia. Cairan RL sebagai pengganti elektrolit yang menetralisir asidosis ringan, berisi elektrolit seperti: Na, Cl, K dan Ca. pemberian obat anti piretik biasanya diberikan untuk menurunkan rasa sakit yang diderita klien. Pemberian antibiotic dimaksudkan agar mencegah kembalinya penyakit ke tubuh klien.
3.      Observasi perdarahan. Perdarahan yang normal pada klien seksio sesarea adalah 100 cc dan maksimal 500 cc. Apabila perdarahan post partum melebihi 500 cc maka klien dapat digolongkan ke dalam perdarahan post partum. Darah yang hilang dapat diganti dengan cairan infuse seperti RL atau dengan transfusi darah.

Proses Keperawatan
            Menurut Levefre (2002:4) proses perawatan ialah suatu metode sistem untuk perawatan yang berfokus pada pencapaian suatu nilai yang efektif dalam perawatan. Hal ini sangat sistematis dan terdiri dari lima langkah yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, yang berkaitan satu sama lain untuk memaksimalkan perawatan yang diberikan.
      Selanjutnya menurut Allen (2000:30) proses perawatan merupakan suatu kerangka yang memungkinkan perawatan untuk mengidentifikasi masalah pada klien. Proses perawatan merupakan suatu kerangka yang memungkinkan perawatan untuk mengidentifikasi masalah pada klien. Proses perawatan memudahkan identifikasi respons manusia terhadap masalah kesehatan, sedangkan respons manusia memperlihatkan perubahan pada kesehatan, kesejahteraan, dan gaya hidup klien.
      Proses perawatan membantu klien dalam mencapai tingkat kesehatan kesejahteraan dan adaptasi yang maksimal terhadap gaya hidup. Proses keperawatan adalah meliputi pengkajian dari setiap klien dan rencana asuhan keperawatan tertulis secara individual. Rencana asuhan keperawatan kepada klien, dapat mengatur pemberian asuhan keperawatan kepada klien dan membantu mengatasi masalah (Levefre,2002:4)
            Dari kedua pendapat di atas menekankan bahwa kualitas pelayanan perawatan dipantau pada dasar data obyektif dan kriteria ilmiah. Proses perawatan juga memberikan satu kinerja untuk mengidentifikasi masalah keperawatan yang timbul secara terus menerus, yang berhubungan dengan data dalam berbagai pendekatan keperawatan.
             Langkah/fase yang paling umum dalam proses perawatan adalah pengkajian, perencanaan, intervensi/tindakan keperawatan dan evaluasi. Bagian proses perawatan haruslah sistematis, mempunyai tujuan, interaksional, spesifik, didasarkan secara teoritis, berdasarkan pada prioritas, tervalisidasi, dinamis, saling menguntungkan dan menyeluruh. (Levefre, 2002:5).

Pengkajian
            Levefre (1998:30) menjelaskan bahwa pengkajian adalah langkah pertama untuk memperjelas status kesehatan, agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang status kesehatan.  Tujuan dilakukannya pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya agar dapat menentukan data dasar klien. Dalam melakukan pengkajian, kegiatan perawatan seperti pengumpulan data dan menganalisa data yang ada harus dilakukan terlebih dahulu.

Pengumpulan Data
            Menurut Allen (1998:17) data dikumpulkan berbentuk subyektif dan obyektif. Data subyektif adalah persepsi klien terhadap dirinya sendiri, sedangkan data obyektif adalah data yang dapat diperoleh perawat melalui indera. Sumber-sumber data primer dan sekunder memberikan data tentang keadaan sekarang dan masa lampau klien.
             Klien memberikan data primer, dan sumber-sumber yang berhubungan dengan klien memberikan data sekunder. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, pemeriksaan dan literature-literatur.
      Satu hal yang penting dalam pengkajian adalah adanya pendekatan terapeutik  maka hal ini tidak akan terjadi, pengumpulan data meliputi:
1.      Biodata pasien, yaitu: nama, umur, agama, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, tanggal opname, nomor kamar, diagnosa medis, penanggung jawab, dan alamat penanggung jawab.
2.      Riwayat kesehatan pasien, yaitu: keluhan utama, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit sekarang, dan riwayat penyakit keluarga.
3.      Pengkajian fisik/biologis meliputi, pemeriksaan kebidanan dari kepala ke kaki yang dibagi dalam: inspeksi, palpasi dan auskultasi.
Muka: adakah chloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah oedem pada muka, bagaimana keadaan lidah dan gigi.
Leher: apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung), apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfa membengkak.
Dada: bentuk buah dada, pigmentasi putting susu, keadaan putting susu, adakah colostrum.
Perut: perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites misalnya membesar ke samping), keadaan pusat pigmentasi di linea alba, nampaklah gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau bekas luka.
Vulva: keadaan perineum, carilah varises, tanda Chadwick, condylomata, flour.
Anggota bawah: cari varises, oedema, luka, cicatrix pada lipatan paha
Dengan melakukan pemeriksaan palpasi didapatkan hasilnya:
Leopold   I:  Untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang      terdapat dalam fundus.
Leopold  II: Untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan di mana letaknya bagian-bagian kecil dan menentukan/mendengarkan denyut jantung janin.
Leopold III: Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Leopold IV: Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah ke rongga panggul.

Asuransi



A.     Pengertian
  1. Menurut kita undang-undang hukum dagang pasal 246
Asuransi atau perlindungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu.
  1. Menurut undang-undang no 2tahun 1992 tentang usaha perasuransian
Asuransi atau tertanggung adalah perjanjian antara dua orang atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang dijarapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung.
  1. Menurut paham ekonomi
Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, disamping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi, serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan (finansial loss), yang ditimbulkan oleh perawat yang tidak diduga sebelumnya (fortotious event).

B.     Perkembangan Asuransi
Asal mula kegiatan asuransi yang dijalankan di Indonesia merupakan kelanjutan asuransi yang ditinggalkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan peraturan pemerintah Indonesia yang mengatur tentang asuransi baru dikeluarkan pada tahun 1976 dengan keluarnya surat keputusan Menteri keuangan pada waktu itu.
Adapun surat Keputusan Menteri Keuangan yang dikeluarkan adalah nomor 1136/KMK/IV/1976 tentang penetapan besarnya cadangan premi dan biaya oleh perusahaan asuransi di Indonesia. Selanjutnya keluar Keputusan Menteri keuangan nomor 1249/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan di bidang asuransi kerugian dan nomor 1250/KMK.013/1988 tangga; 20 Desember 1988 tentang asuransi jiwa.
            Peraturan Menteri Keuangan ini kemudian tidak berlaku lagi dengan keluarnya Undang-undang Nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian di Indonesia dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian. Di samping kedua perundang-undangan dan peraturan tersebut dasar acuan pembinaan dan pengawasan usaha asuransi di Indonesia juga didasarkan kepada keputusan menteri keuangan nomor:
-         223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang izin perusahaan asuransi dan reasuransi.
-         224/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan reasuransi.
-         225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang penyelenggaraan usaha asuransi dan perusahaan reasuransi
-         226/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang perizinan dan penyelenggaraan kegiatan usaha penunjang usaha asuransi.

C.     Jenis-jenis Asuransi
Perusahaan asuransi yang beroperasi di Indonesia terdiri dari beberapa jenis dan masing-masing jenis asuransi berjalan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Adapun jenis-jenis asuransi adalah sebagai berikut:
a.       Dilihat dari segi fungsinya
-         Asuransi Kerugian
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 1992 asuransi kerugian menjalankan usaha memberikan jasa untuk menanggulangi suatu risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketika dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak diperkenankan melakukan usaha di luar asuransi kerugian yang termasuk dalam asuransi kerugian adalah:
·        Asuransi kebakaran
·        Asuransi pengangkutan
-         Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan dengan penanggulangan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
-         Reasuransi
Merupakan perusahaan memberikan jasa asuransi yang pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian.
-         Asuransi Kesehatan
a.       Dilihat dari segi kepemilikannya
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi tersebut, baik asuransi kerugian, asuransi jiwa ataupun reasuransi. Adapun jenis tersebut dapat dilihat dari:
1.      Asuransi milik perusahaan pemerintah
Di mana perusahaan tersebut sahamnya dimiliki sebagian besar atau 100 persen oleh pemerintah
2.      Asuransi milik perusahaan swasta nasional
Kepemilikan saham sepenuhnya milik swasta nasional, sehingga siapa yang paling banyak memiliki saham, maka memiliki suara terbanyak dalam RUPS.
3.      Asuransi milik usaha asing
Perusahaan ini beroperasi di Indonesia dan hanya merupakan cabang dari negara lain dan kepemilikannyapun dimiliki oleh 100% pihak asing.
4.      Asuransi milik campuran antara nasional + Asing

D.    Perizinan Pendirian Asuransi
Pemberian izin oleh Menteri keuangan bagi perusahaan perasuransian menurut PP No. 73 tahun 1992 dilakukan 2 tahap, yaitu:
a.       Persetujuan prinsip
Persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian suatu perusahaan yang bergerak dibidang perasuransian dimana batas waktu persetujuan prinsip dibatasi maksimal 1 tahun.
b.      Izin usaha
Izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah persiapan pendirian selesai dimana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin usaha telah dipenuhi.

E.     Premi Asuransi
Adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah disepakati dalam polis asuransi. Jangka waktu tersebut, bisa bulanan, triwulan, semester atau tahunan.

F.      Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atas surat perjanjian antara pihak yang mengadakan perjanjian asuransi polis asuransi berfungsi juga sebagai bukti pembayaran premi kepada penanggung.
Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
-         Nomor polis
-         Nama dan alamat tertanggung
-         Uraian resiko
-         Jumlah pertanggungan
-         Jangka waktu pertanggungan
-         Besar premi, biaya meterai
-         Bahaya-bahaya yang dijaminkan
-         Khusus untuk polis kendaraan bermotor, dicantumkan nomor polisi, nomor rangka dan nomor mesin kendaraan


G.     Manfaat Asuransi
Pada dasarnya asuransi dapat memberikan manfaat bagi tertanggung antara lain:
-         Rasa aman dan perlindungan
-         Pendistribusian biasa dan manfaat yang lebih adil
-         Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
-         Alat penyebaran risiko
-         Membantu meningkatkan kegiatan usaha

H.     Resiko dan Ketidakpastian
Pengertian resiko secara umum adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian. Dengan dilakukan identifikasi secara tepat pihak penanggung dapat melakukan perhitungan/estimasi yang tepat sehingga tidak merugikan pihak penanggung ataupun tertanggung.
a.       Risiko murni
Suatu risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan.
b.      Risiko spekulatif
Risiko yang berkaitan dengan terjadinya 2 kemungkinan yaitu kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dan kemungkinan untuk mendapatkan kerugian.
c.       Risiko Individu
Risiko yang dihadapi dalam kegiatan hidup sehari-hari.

Dalam menangani risiko tersebut, 5 cara yang dapat dilakukan, antara lain:
a.       Menghindari risiko (risk avoidance)
Orang yang bersangkutan perlu mempertimbangkan risiko yang mungkin muncul dari aktivitas yang dilakukan.
b.      Mengurangi risiko (risk reduction)
Bersifat meminimalisasi kemungkinan terjadinya risiko kerugian.

c.       Menahan risiko (risk rebention)
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut.
d.      Membagi risiko (risk sharing)
Melibatkan orang lain untuk bersama-sama menghadapi risiko.
e.       Mentransfer risiko (risk transfering)
Memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia memikul beban risiko.

I.       Kesimpulan
Asuransi dapat memudahkan kehidupan orang-orang yang tidak mempunyai waktu luang dan dapat memenuhi jaminan terhadap kelangsungan usaha. Dimana asuransi adalah suatu perjanjian dimana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi. Untuk memberikan penggantian kepadanya kepada suatu kerugian, kerusakan/kehilangan keuntungan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Tri Susila. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan
2.      Kasmir. 1998. Bank dan Lembaga Keuangan
3.      Sigit Triandaru. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan
4.      http://www.google.co.id.













Rabu, 08 September 2010

Stroke


Bagaimana Saya Menghasilkan Rp35 Juta Dalam Seminggu Setelah Menerapkan “Sistem Rahasia”, dan Anda Hanya Butuh 45 Menit Untuk Memulainya?

Saya akan ungkap bagaimana anda juga bisa mendapatkan HAK menggunakan sistem ini dan mulai hasilkan profit, hari ini juga…


Pengertian Stroke
            Menurut Marylinne (2000:290) stroke merupakan adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsi maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari sistem pembuluh darah otak.
            Menurut Masjoer (2000:17) stroke adalah: sindrome klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa defisit neurologis vocal dan global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan semata-mata disebabkan oleh gangguan pendarahan dan non traumatik.
            Menurut Smeltzer dan Bare (2000:1724) stroke adalah hilangnya fungsi otak secara mendadak yang disebabkan oleh gangguan suplai darah ke otak.

 Anatomi Fisiologi
            Menurut Peace (2000:285) batang otak terdiri dari otak tengah. Pons varoli, dan medulla oblongata, otak tengah merupakan bagian batang atas otak, otak tengah dapat dibagi dalam dua tingkat:
1.      Atap yang mengandung banyak pusat-pusat refleks yang penting untuk penglihatan dan pendengaran.
2.      Jalur motorik yang besar, yang turun dari kapsul  internal melalui bagian dasar otak tengah menurun terus melalui pons dan mendulla oblongata menuju tulang belakang.
Menurut Pearce (2000:286) otak tengah mengandung pusat yang mengendalikan keseimbangan dan gerakan-gerakan mata, pons vorali merupakan bagian tengah batang otak dan karena itu memiliki jalur lintas naik dan turun seperti pada otak tengah. Selain itu juga terdapat banyak serabut yang berjalan menyilangi pons untuk menghubungkan akan 21 lobus serebelum, dan menghubungkan serebrum dengan korteks serebri.
Medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan pons dengan sum-sum tulang belakang tepat di bawah foramen magnum tulang oksipital, serebrum bagian terbesar dari otak belakang. Serebelum  menempati fosa kranialis posterior dan diatapi oleh tentorium serebri, yang merupakan liatan duramater yang memisahkannya dari lobus oksipital serebri, fungsi serebelum untuk mengatur sikap dan aktivitas tubuh. Serebelum berperan pending dalam koordinasi otot dan menjaga akan keseimbangan tubuh sistem saraf tepi.


Pathofisiologi Stroke Infark
Menurut Long (2000:177) otak sangat tergantung kepada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen bila terjadi anolsia metabolisme di otak segera mengalami perubahan, menyebabkan perubahan perfusi otak akan menimbulkan hipoksia atau anoksia. Hipoksia menyebabkan iskemik otak, iskemi dalam waktu singkat (kurang dari 10 sampai 15 menit) menyebabkan sel mati permanen dan berakibat terjadi infark. Infark tersebut menyebabkan gangguan-gangguan pada sistem tubuh.


Etiologi
            Menurut Brunner dan Suddart (2000:1666) etiologi dari stroke yaitu: Serebral trombosis, serebral emboism, serebral iskemia, serebral hemorrhagic, ekstradural hemorrgagic, subdural hemorrhagic, subarachold hemorrhagic dan intra serebral hemorrhagic.
            Diantara delapan penyebab ini, penyebab yang paling umum, yaitu trombosis yang merupakan penyebab stroke yang paling sering dan trombosis 40% dari semua patologis stroke yang diketahui disebabkan karena okluasi dari arteri oleh penyakit lokal. Pada daerah oklusi biasanya diakibatkan oleh arteriosklerosis, serebral embolism dan serebral hemorrhagic. Predisposisi menurut Mansjoer (2000:18) yaitu penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi oral, hemotokrit meningkat, dan dislipidemia.

 Tanda dan Gejala
            Menurut Brunner Suddart (2002:2133) tanda dan gejala bergantung pada lokasi lesi, ukuran area yang perkusinya tidak adekuat, dan jumlah darah kolateral. Stroke dapat menyebabkan: a) kehilangan motorik (hemiplegia, hemiparesis), b) kehilangan komunikasi (disartria, Afasia),    c) gangguan persepsi (homonius gemiafnosia), e) disfungsi kandung kemih, batasan serupa diungkapkan Slowik bahwa tanda dari stroke yaitu: kelemahan atau mati rasa dengan tiba-tiba dari wajah, lengan dan kaki pada satu sisi, kehilangan penglihatan atau melihat hanya satu sisi dari mata kehilangan kemampuan berbicara atau kesulitan berbicara, sakit kepala yang hebat secara tiba-tiba yang tidak diketahui penyebabnya (http://www.yahoo.com/health/stroke).

Komplikasi Stroke
            Brunner dan Suddart (2002:2133) mengatakan bahwa stroke mengakibatkan defisit neurologi tergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah yang tersumbat) dan akan menimbulkan beberapa komplikasi seperti berikut:
1.      Kehilangan motorik; disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralysis pada satu sisi), hemiparesis (kelemahan salah satu sisi tubuh)
2.      Kehilangan komunikasi, disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan sebagai berikut: a) Disartria (kesulitan untuk berbicara) ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti, b) Disfasia (kehilangan bicara).
3.      Gangguan persepsi diaman klien tidak mampu untuk menginterpretasikan sensasi terjadi disfungsi persepsi visual.
4.      Kehilangan sensori, kerusakan sentuhan ringan dan berat kehilangan propiosepsi (kemampuan merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh)
5.      Kerusakan fungsi kognitif dan efek fisiologis terlihat dari dalam pandangan terbatas, kesulitan pemahaman, lupa, kurang motivasi.
6.      Disfungsi kandung kemih, mengalami infontinensia urinary untuk sementara karena konfusi.

Pemeriksaan Diagnostik
            Menurut Long (2000:18) pemeriksaan diagnostik pada klien stroke yaitu:
1.      Laboratorium: Pemeriksaan darah lengkap seperti hematokrit, hemoglobin, leukosit, diferential, waktu perdarahan atau pembekuan.
2.      Lembal fungsi: ditemukan kenaikan tekanan serebro vaskular fluida
3.      CT Scan otak: ditemukan daerah yang kepadatannya menurun
4.      Angigrafi: melihat langsung letak tersumbatnya sistem pembuluh darah otak.
5.      MRI: untuk memperlihatkan hilangnya perfusi pada otak.
6.      Angiogram otak : mencari penyumbatan pembuluh darah otak.

 Penatalaksanaan Medis
            Menurut fakultas Kedokteran UI (2000:19) waktu adalah otak merupakan ungkapan menunjukkan betapa pentingnya pengobatan stroke sedini mungkin, karena jendela terapi dari stroke hanya 3-6 jam. Penatalaksanaan yang cepat tepat dan cermat memegang peranan besar dalam menentukan hasil akhir pengobatan.