Rabu, 08 September 2010

Labioplasty ato nama lainnya Bibir Sumbing

how to make money online
http://asetvirtual.com/?aff=username-anda
  
Pengertian Bibir Sumbing dan Labioplasty.
Aziz (2005:167) menjelaskan bahwa bibir sumbing adalah kelainan kongenital yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah. Sedangkan menurut  Wong (2001:911) bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya prosesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embrionik. Pilitteri (2000:603) mengemukakan bahwa labioplasty adalah  operasi yang dilakukan untuk memperbaiki bibir  sumbing.

Jenis Bibir Sumbing.
Sudiono (2003:176) membagi bibir sumbing dalam tiga jenis, yaitu: unilateral incomplete, unilateral complete dan bilateral complete.

Unilateral Incomplete.
            Apabila celah sumbing terjadi di salah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung. Aziz (2005:167) menyatakan bahwa pada bibir sumbing jenis unilateral incomplete terdapat suatu lekukan kecil pada batas bagian merah bibir.

Unilateral Complete.
            Apabila celah sumbing terjadi di salah satu bibir dan memanjang hingga ke hidung. Aziz (2005:167) menjelaskan bahwa pada bibir sumbing jenis unilateral complete, dari luar (muka) tampak suatu rongga hidung yang pada satu sisi medial dibatasi oleh sekat/septum hidung dan sisi lain (lateral) oleh kerang hidung (concha).

Bilateral Complete .
Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung. Aziz (2005:167) menjelaskan bahwa pada bibir sumbing jenis bilateral complete rongga hidung langsung menjadi satu dengan rongga mulut, tidak terbentuk sekat hidung, rongga dibatasi kanan dan kiri oleh kerang hidung.

Etiologi Bibir Sumbing.
            Pilitteri (2000:603) menjelaskan bahwa bibir sumbing disebabkan oleh faktor herediter dan faktor lingkungan. Pada faktor herediter bibir sumbing disebabkan oleh mutasi gen dan kelainan kromosom, dimana material genetik dalam kromosom mempengaruhi dalam perkembangan embrio. Sedangkan pada faktor lingkungan disebabkan oleh:
1.        Obat-obatan. Seperti Asetosal, Aspirin, Rifampisin,  Fenasetin, Sulfonamid, Aminoglikosid, Asam Flufetamat, Ibuprofen, dan Kortikosteroid.
2.        Kurang nutrisi. Contohnya defisiensi seng dan B6, vitamin C pada waktu hamil, dan kekurangan asam folat.
3.         Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin, seperti infeksi sifilis, infeksi virus rubella, infeksi virus sitomegalovirus dan infeksi toksoplasmosis.
4.        Radiasi. Radiasi pada permulaan kehamiIan mungkin sekali akan dapat menimbulkan bibir sumbing pada janin. Adanya riwayat radiasi yang cukup besar pada orang tua dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi pada gen yang mungkin sekali dapat menyebabkan bibir sumbing pada bayi yang dilahirkannya.
5.        Trauma pada trimester pertama.
6.        Ibu hamil yang merokok juga menjadi faktor  penyebab bibir sumbing.

 Anatomi dan Fisiologi Mulut.
Syaifuddin (2006:167) menjelaskan bahwa mulut  adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan. Mulut terdiri dari dua bagian yaitu: bagian dalam dan bagian luar.  Bagian luar yang sempit atau vestibula, merupakan ruang di antara gusi serta gigi dengan bibir dan pipi. Dan bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisi-sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibular, di sebelah belakang bersambung dengan faring. Selaput lendir mulut ditutupi oleh epithelium yang berlapis-lapis dan di bawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini sangat kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Fungsi mulut dan struktur asosiasi lainnya adalah mengunyah dan menelan makanan, serta berperan dalam pengucapan.  Mulut dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu: bibir, palatum, pipi, gigi, dan lidah.

 Bibir.
Bibir terdiri atas dua lipatan daging yang membentuk gerbang mulut. Bibir atas dibentuk oleh pertumbuhan prominentia maksilaris arcus pharyngeus pertama ke medial. Prominentia maksilaris saling bertemu di garis tengah dan menyatu dengan prominentia nasalis medialis. Bibir bawah dibentuk dari kedua prominentia mandibukaris arcus pharyngeus. Prominentia ini tumbuh ke medial di bawah stomodeum, dan menyatu di garis tengah membentuk bibir bawah seutuhnya. Bibir di sebelah luar ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir(mukosa). Menurut Pearce (2000:178) bibir berperan dalam pengucapan. Bibir juga berfungsi untuk menghisap dan menjaga agar makanan tetap berada di antara gigi atas dan gigi bawah.

Palatum.
Palatum (langit-langit) terdiri atas dua bagian, yaitu palatum keras dan palatum lunak. Palatum keras tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maksilaris, dan lebih ke belakang terdiri atas dua tulang palatum. Palatum lunak merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak dan terdiri atas jaringan fibrus dan selaput lendir. Gerakannya dikendalikan oleh ototnya sendiri. Di tengah palatum lunak menggantung ke luar sebuah prosesus berbentuk kerucut, yaitu uvula. Pearce (2000:178) menjelaskan bahwa saat menelan palatum lunak dan uvula ditarik ke atas, menutup nasofaring dan mencegah makanan dan cairan memasuki rongga hidung. 

Pipi.
Pipi membentuk sisi berdaging pada wajah dan menyambung dengan bibir mulai pada lipatan naso-labial, berjalan dari sisi hidung ke sudut mulut. Menurut Pearce (2000:178) pipi dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila-papila. Otot yang terdapat pada pipi ialah otot baksinator. 

 Gigi.
Terdapat dua kelompok gigi, yaitu gigi sementara atau gigi sulung dan gigi tetap. Gigi sulung mulai  tumbuh pada anak-anak umur enam sampai tujuh bulan. Lengkap pada umur dua setengah tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu. Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 jumlahnya 32 buah. Pearce (2000:179) menguraikan bahwa fungsi gigi terdiri dari: gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, dan gigi geraham untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong.

 Lidah.
Lidah terdiri dari otot serta lintang dan dilapisi oleh selaput lendir . Kerja otot lidah ini dapat digerakkan ke seluruh arah. Lidah dibagi atas tiga bagian, yaitu, radiks lingua (pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah), dan apeks lingua (ujung lidah). Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu menelan makanan, agar makanan  jangan masuk ke jalan napas. Punggung lidah (dorsum lingua) terdapat puting-puting pengecap atau ujung saraf pengecap. Pearce (2000:180) mengatakan bahwa fungsi lidah adalah mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap dan menelan, serta merasakan makanan. 



  Patofisiologi Bibir Sumbing.           
Wong (2001:912) menjelaskan bahwa beberapa faktor seperti faktor herediter (mutasi gen atau kelainan kromosom), dan faktor lingkungan (obat-obatan, nutrisi, penyakit infeksi,  radiasi, stres emosional, trauma pada trimester pertama) akan mengganggu dalam pembentukan bibir pada fase embriogenesis. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan terjadinya kegagalan penyatuan dan perkembangan jaringan lunak dan tulang selama fase embrio pada trimester satu. Prosesus nasalis dan maksilaris gagal untuk menyatu selama kehamilan 6-8 minggu, sehingga menyebabkan celah pada bibir. 


Tanda dan Gejala Bibir Sumbing.
Tanda dan gejala pada anak dengan bibir sumbing menurut Wong (2001:912) adalah:
1.        Adanya celah pada bibir
2.        Kesukaran dalam menghisap makanan  
3.        Gangguan komunikasi verbal  
4.        Berat badan tidak bertambah

 Komplikasi Bibir Sumbing.
Aziz (2005:28) menjelaskan bahwa komplikasi yang sering dijumpai pada anak dengan bibir sumbing adalah:
1.        Kesulitan makan. Posisi makan yang benar dan juga kesabaran sangat penting dalam memberi makan bayi bibir sumbing.
2.        Gangguan bicara.  Otot-otot untuk berbicara mengalami penurunan fungsi karena adanya celah. Hal ini dapat mengganggu pola berbicara bahkan dapat menghambatnya.
3.        Masalah gigi. Pada celah bibir gigi tumbuh tidak normal atau bahkan tidak tumbuh, sehingga perlu perawatan dan penanganan.

 Tes Diagnosa Bibir Sumbing.
Wong (2001: 913) mengatakan bahwa untuk mendiagnosa terjadi celah sumbing pada bayi setelah lahir mudah karena pada celah sumbing mempunyai ciri fisik yang spesifik yaitu adanya celah pada bibir. Pemeriksaan dengan menggunakan ultrasonografi dapat digunakan untuk mengetahui keadaan janin apakah terjadi kelainan atau tidak

 Penatalaksanaan Bibir Sumbing.
Penanganan untuk bibir sumbing menurut Pilitteri (2000:604) adalah dengan cara operasi. Operasi ini dilakukan setelah bayi berusia dua bulan, dengan berat badan yang meningkat, dan bebas dari infeksi oral pada saluran napas dan sistemik. Untuk melakukan operasi bibir sumbing dilakukan hukum sepuluh (Rules of Ten) yaitu, berat badan bayi minimal 10 pon, kadar Hb 10 g%, dan usia minimal 10 minggu dan kadar leukosit minimal 10.000/ui.

Pencegahan Bibir Sumbing.
Pilitteri (2000:605) mengemukakan bahwa konsultasi prenatal sangat penting bagi ibu hamil karena dalam konsultasi calon ibu akan diberikan beberapa saran dan informasi seputar kehamilan dan kesehatan calon ibu dan janin. Misalnya, defisiensi nutrisi agar cepat diketahui dan ditangani sehingga tidak mengganggu perkembangan janin. Mc Cance (2000:1384) mengatakan bahwa sebaiknya selama kehamilan, khususnya pada trimester pertama, hindari pemakaian obat-obatan yang tidak perlu sama sekali.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar